PENGERTIAN TEKS DRAMA/FILM
Disusun Oleh: Dyah Tari
Kelas:
XI TKJ 1
NO.Absen:
23/27/08
SMK
MUHAMMADIYAH 3 YOGYKARTA
JALAN PRAMUKA NO. 62,GIWANGAN
A. Pengertian
Drama
Kata
drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat,
berlaku, bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan. Drama
adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan
sumber pokok drama. Dalam bahasa Belanda, drama adalah toneel, yang
kemudian oleh PKG Mangkunegara VII dibuat istilah Sandiwara.
Drama (Yunani Kuno) adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian
untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “aksi”, “perbuatan”. Drama
bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung,film,
dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dantarian, sebagaimana sebuah opera.
Berdasarkan
etimologi (asalusul bentuk kata), kata drama berasal dari bahasa Yunani dram
yang berarti gerak. Tontonan drama memang menonjolkan percakapan (dialog) dan
gerak-gerik para pemain (akting) di panggung. Percakapan dan gerak-gerik itu
memeragakan cerita yang tertulis dalam naskah. Dengan demikian, penonton dapat
langsung mengikuti dan menikmati cerita tanpa harus membayangkan. Hal ini akan
tampak nyata bila kita bandingkan dengan cerita pendek atau novel. Pembaca
cerita pendek atau novel harus aktif membayangkan peristiwa-peristiwa yang
terjadi, gerak-gerik tokoh, dan percakapannya. Namun, dalam drama hal itu tidak
perlu dilakukan oleh penonton karena semuanya sudah diperagakan/ditampilkan
secara lengkap di atas panggung.
Drama
sering disebut sandiwara atau teater. Kata sandiwara berasal dari bahasa Jawa
sandi yang berarti rahasia dan warah yang berarti ajaran. Sandiwara berarti
ajaran yang disampaikan secara rahasia atau tidak terang-terangan. Mengapa?
Karena lakon drama sebenarnya mengandung pesan/ajaran (terutama ajaran moral)
bagi penontonnya. Penonton menemukan ajaran itu secara tersirat dalam lakon
drama. Misalnya, orang yang mcnebar kejahatan akan menuai kehancuran.
Adapun istilah lain
drama berasal dari kata drame, sebuah kata Perancis yang diambil
oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk
menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan
kelas
menengah. Dalam istilah yang lebih ketat, sebuah drama adalah lakon serius yang
menggarap satu masalah yang punya arti penting – meskipun mungkin berakhir
dengan bahagia atau tidak bahagia – tapi tidak bertujuan mengagungkan tragedi.
Bagaimanapun juga, dalam jagat modern, istilah drama sering diperluas sehingga
mencakup semua lakon serius, termasuk didalamnya tragedi dan lakon absurd.
Drama
adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan action tokoh-tokohnya.
Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga dipandang sebagai
pengertian action. Meskipun merupakan satu bentuk kesusastraan, cara penyajian
drama berbeda dari bentuk kekusastraan lainnya. Novel, cerpen dan balada
masing-masing menceritakan kisah yang melibatkan tokoh-tokoh lewat kombinasi
antara dialog dan narasi, dan merupakan karya sastra yang dicetak. Sebuah drama
hanya terdiri atas dialog; mungkin ada semacam penjelasannya, tapi hanya berisi
petunjuk pementasan untuk dijadikan pedoman oleh sutradara. Oleh para ahli,
dialog dan tokoh itu disebut hauptext atau teks utama; petunjuk pementasannya
disebut nebentext atau tek sampingan.
Contoh;
Sariasih
( bergegas masuk, membawa berita bagus ); Pikisa ! ( ia mengucapkan Pikisa, dengan
tekanan pada i ) Pikisa ! ( ia menunjuk labolatorium, berharap menemukan Pikisa
disitu ) Mengapa, di mana….! (Pikisa menoleh kedalam ruangan).
Fase-fase
dalam kurung diatas adalah petunjuk permainan untuk sutradara dan pemain. Ini
memandu para aktor dan sutradara maupun tetang penataan perlengkapan
panggung. George Bernard Shaw ( 1856 – 1950 ), pelopor
realisme dalam sejarah drama Inggris, memberi petunjuk secara panjang lebar
pada nebentext-nya yang ditemukan dalam kebanyakan naskahnya karena ia tidak ingin
interprestasi lakon-lakonnya menyeleweng dari apa yang sebenarnya ia kehendaki.
Tidak adanya narasi
dalam drama bisa digantikan oleh akting para pemain yang, dengan menghubunkan
diri mereka sendiri dengan perlengkapan, perlampuan dan iringan musik, menciptakan
suasan dan menghidupkan panggung itu menjadi dunia yang amat nyata. Disamping
itu, penjelasan tentang tokoh disampaikan melalui dialog antara tokoh yang
membicarakan tokoh lain. Pada puisi, daya ekpresi dan irama mentepati posisi
yang dominan. Oleh karena itu, puisi tidak bercerita. Jika balada bertumpu pada
narasi, sebab sebenarnya balada adalah kisah, atau cerita yang dinyanyikan.
Contohnya, mahabarata dan ramayana dalam bentuk tembang. Puisi yang dibaca
dengan baik menjadi dramatik, seperti yang
dilakukan
Rendra, aktor baik. Maka “Tidak tidak diragukan lagi drama kadang dianggap
diambil dari kata dramen yang berarti sesuatu untuk dimainkan.”Mungkin drama
memperoleh hampir semua efektivitasnya dari kemampuannya untuk mengatur dan
menjelaskan pengalaman manusia. Oleh karenanya, drama, seperti halnya karya
sastra pada umumnya, dapat dianggap sebagai interprestasi penulis lakon tentang
hidup. Unsur dasar drama-perasaan,hasrat, konflik dan rekonsilasi merupakan
unsur utama pengalaman manusia.
Dalam
kehidupan nyata, semua pengalaman emosional tersebut merupakan kumpulan
berbagai kesan yang saling ada hubungannya. Bagaimanapun juga, dalam drama,
penulis lakon mampu mengorganisir semua pengalaman ini ke dalam satu pola yang
bisa dipahami. Penonton melihat materi kehidupan nyata yang disajikan dalam
bentuk yang padat makna dengan menghapus hal-hal yang tidak penting dan memberi
tekanan kepada hal-hal yang penting.
Penulis
lakon menulis drama untuk dipentaskan, ia menulis drama itu dengan membayangkan
action dan ucapan para aktor diatas panggung. Jadi ucapan dan action yang
terwujud dalam dialog itu adalah bagian paling penting, yang tanpa itu drama
bukan benar-benar sebuah lakon. Karena itu, sebuah drama mewujudkan action,
emosi, pemikiran, karakterisasi, yang perlu digali dari dialog-dialog itu.
Adalah satu keharusan bagi seorang sutradra untuk menganalisis drama sebelum
memanggugkan drama itu.
Dari
penjelasan di alas agaknya dapat ditarik kesimpulan bahwa drama dalam
masyarakat kita mempunyai dua arti, yaitu drama dalam arti luas dan drama dalam
arti sempit. Dalam arti luas, drama adalah semua bentuk tontonan yang
mengandung cerita yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dalam arti sempit,
drama adalah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan ke atas
panggung, disajikan dalam hentuk dialog dan gerak berdasarkan naskah, didukung
tata panggung, tata lampu, tata musik, tata rias, dan tata husana. Dengan kata
lain, drama dalam arti luas mencakup teater tradisional dan teater modern,
sedangkan drama dalam arti sempit mengacu pada drama modern saja.
terimakasih semoga membantu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar